Tuesday, April 2, 2013

jenis - jenis Awan

Cirrus
Cirrus (Ci) merupakan sebutan dari awan tipis, halus dan berserabut. Kata Cirro digunakan untuk sebutan dari bentuk-bentuk awan yang selevel dengan cirrus, contohnya Cirrocumulus dan cirrostratus.

Bentuk/wujudnya

terpisah-pisah, berserabut halus, berserat-serat berupa jalur-jalur sempit dengan warna putih atau sebagian besar putih dan tampak seperti bulu ayam


Fisisnya

terdiri dari kristal-kristal es. Cirrus tebal atau cirrus densus, mampu menghalangi datangnya sinar matahari dan bulan sehingga menimbulkan halo (lingkaran seperti cincin, fenomena alam yang terjadi sebagai proses kristal es dalam awan cirrus yang membiaskan sinar matahari dan bulan.



Catatan 

tipe awan ini umumnya berbentuk sederhana, penyebarannya tidak tetap namun mudah dikenal yaitu pada saat ada sinar/cahaya yang terang.Dan tampak membentuk jalur-jalur yang rata. Mengingat ketinggian, apabila tidak ada jenis awan lain maka cuaca cerah. jika Cirrus dilihat pada posisi horison yaitu pada saat matahari terbit dan terbenam maka daerah tersebut tampak cahaya berwarna kuning terang/merah dan hampir menutup seluruh langit di atasnya.

Jenis/spesies

1) Cirrus Fibratus (CH=1), berbentuk benang atau mirip rambut halus rata atau melengkung seperti mirip bulu ayam.
2) Cirrus Uncinus (CH=4), mirip bentuk kail atau koma atau puncaknya mirip jambul.
3) Cirrus Densus (CH=2 dan CH=3), cukup tebal bagi penglihatan sehingga tampak keabu-abuan jika dilihat ke arah matahari. Terbentuk dari sisa-sisa landasan Cb yang terurai dank arena tebalnya kadang-kadang sulit dibedakan dengan awan menengah As, bentuknya terpisah-pisah, massa awan yang kusut dan biasanya tidak bertambah. Menyerupai perca-perca.
4) Cirrus Nothus (Ci palsu), awan ini terjadi karena puncak Cb yang terurai atau pecah.




Cirrostratus 
 merupakan awan yang sulit dideteksi, namun dengan adanya awan ini, itu biasanya menandakan datangnya front panas. Ini berarti mungkin akan ada hujan atau jatuhnya presipitasiCirrostratus dapat menimbulkan HALO jika cukup tebal.

Bentuk/wujudnya

Cirrostratus berupa serabut dengan jalur-jalur yang tipis atau cadar atau mirip kerudung, halus berwana keputih-putihan dan mampu menutup sebagian atau seluruh langit serta dapat menimbulkan HALO dengan besaran sudut 22 derajat.



Fisisnya


Cirrostratus terdiri dari kristal-kristal es atau butir-butir es.

Jenis/spesies

1) Cirrostratus Nobulosus (CH=5 atau CH=6), menyerupai cadar yang halus atau kerudung.
2) Cirrostratus  Filocius (CH=8), terbentuk dari perkembangan Cirrus Densus yang lebar atau menipis.
3) Cirrostratus Fibratus (CH=7), menutupi seluruh langit, sering menimbulkan halo.




Cirrocumulus
  merupakan awan tinggi (high cloud). bentuknya mirrip dengan stratocumulus dan altocumulus, namun dengan bulatan-bulatan yang lebih kecil dibandingkan kedua awan tersebut jika di lihat dari permukaan.

Bentuk/wujudnya

Biasa berupa lensa atau perca-perca atau biji-bijian yang pusarannya < 1derajat, tipis dan berwarna putih tanpa bayangan, deretannya hampir teratur, mirip sisik ikan. Awan ini sering terlihat seperti serpihan-serpihan kecil atau massa-massa bulatan awan yang sangat kecil. Jika susunannya serba sama atau teratur, pelaut biasanya menyebutnya langit Macharel.


Fisisnya

Sebagian besar terdiri dari kristal-kristal es dan terdapat tetes-tetes air yang kelewat dingin(super cooled droplets) yang sifatnya mudah membeku dan mudah menjadi kristal-kristal es. Pada umunya Cc jarang sendiri, biasnya bercampur dengan awan Ci atau Cs. Jika Cc sebagian besar lebih besar dari Cs dan Ci, CH=9.

















Altocumulus
  merupakan awan menengah bersama altostratus dan nimbostratus. Kemunculan awan altocumulus congestus (salah satu species awan altocumulus) ini biasanya menandakan akan datangnya thunderstorm

Bentuk / Wujud

Altocumulus mirip dengan Cirrocumulus, tapi bulatan massa awan altocumulus lebih luas berupa massa awan yang berbentuk bulatan atau bergulung-gulung teratur dengan ukuran 1derajat < α < 5derajat atau lebih besar dari Cirrocumulus. Lapisan atau lembaran awan berwarna putih atau keabu-abuan atau kedua-duanya sehingga terbentuk bayangan di permukaan bumi jika terkena sinar matahari.



Fisisnya

Awan altocumulus terdiri dari tetes air yang kelewat dingin.

Catatan :

- Altocumulus dapat terjadi dari menebalnya awan Cirrocumulus kemudian merendah.
- Perubahan dari awan Altostratus atau Nimbostratus.
- Turbulensi vertikal sampai ke lapisan menengah.

Jenis/spesies

1) Altocumulus Translucidus (CM=3), massa awan yang berbentuk bulatan-bulatan atau bergulung-gulung, tepinya bercahaya dari celah-celahnya, apabila tidak ada awan tinggi maka langit biru tampak. Bulatannya 3o < α < 5o
2) Altocumulus  Opacus (CM=5), lapisan awan tebal dimana di dasarnya atau bawahnya masih terdapat/tampak kerutan atau lekukan-lekukan/kantong-kantong sehingga sinar bulan atau matahari tidak mampu menembusnya.
3) Altocumulus  Cumuloginitus (CM=6), terjadi dari bentangan Cumulus (atau Cb).
4) Altocumulus  Castellatus (CM=8), menjulang tinggi seperti tembok, benteng, castil, atau menara dan mirip awan Cumulus.
5) Altocumulus Lenticularis (CM=4), massa awan yang tipis, terpisah-pisah, berbentuk seperti lensa dan kelihatan terus berubah.
6) Altocumulus  Pilus (CM=7), Keberadaanya di dekat atau di puncak awan Cumulus atau Cumulonimbus terlihat seolah-olah mengahalangi pertumbuhan induknya
7) Altocumulus  Percipitans (CM=9), menimbulkan hujan ringan, tidak kontinyu.


Altostratus
merupakan awan menengah (middle cloud). awan ini dapat menghasilkan presipitasi ringan dan virga (hujan yang tidak sampai ke tanah). species-species awan dari altostratus antara lain : altostratus undulatus, altostratus opacus, dan altostratus translucidus.

Bentuk/wujudnya

Altostratus berupa lembaran/lapisan atau jalur-jalur berwarna keabu-abuan dan berserabut, mampu menutup seluruh langit. Pada bagian-bagian awan yang tipis masih dapat ditembus oleh sinar matahari kecuali yang tebal.



Fisisnya

Altostratus terdiri dari butiran-butiran air.

Catatan

- Altostratus dapat terjadi dari awan Nimbostratus yang menipis atau dari Cirrostratus yang menebal kemudian merendah sampai ke lapisan awan menengah.
- Pada umumnya Altostratus terbentuk merata akibat adanya gerak udara secara vertikal yang naik secara perlahan-lahan sampai lapisan menegah.



Nimbostratus 
merupakan awan menengah, namun pada kenyataannya awan ini dapat merendah di ketinggian awan rendah. Nimbo berasal dari baha latin Nimbus yang artinya endapan atau presipitasi. Awan ini dapat menghasilkan endapan baik hujan maupun salju. ketebalan awan nimbostratus bisa mencapai 2 km atau 2000 m.

Bentuk/wujudnya

Nimbostratus berupa lembaran/lapisan awan berwarna abu-abu dan tampak gelap tidak teratur. Umumnya di daerah lintang tinggi/sedang yang disertai dengan hujan salju yang tidak continue. Karena ketebalannya maka matahari tidak tampak di balik awan ini.



Fisisnya

pada umumnya nimbostratus terdiri dari titik-titik air untuk daerah tropis sedangkan pada daerah lintang tinggi mengandung butir-butir salju atau campuran keduanya.

Catatan

Pada umumnya awan ini sendirian dan dasar awannya tidak tampak, hujan terus-menerus tanpa Guntur. Terdiri dari Altostratus yang menebal lalu merendah.

Klo mw lihat jenis awan lainnya, kita lihat daftar jenis awan yuk!


jenis hujan berdasarkan proses terjadinya

Jenis-jenis hujan berdasarkan terjadinya setidaknya ada 5 macam. Ynag masing-masing mempunyai sifat dan ciri tersendiri.
Berikut ini adalah jenis-jenis hujan berdasarkan proses terjadinya”
  • Hujan siklonal, yaitu hujan yang terjadi karena udara panas yang naik disertai dengan angin berputar.
  • Hujan zenithal, yaitu hujan yang sering terjadi di daerah sekitar ekuator, akibat pertemuan Angin Pasat Timur Laut dengan Angin Pasat Tenggara. Kemudian angin tersebut naik dan membentuk gumpalan-gumpalan awan di sekitar ekuator yang berakibat awan menjadi jenuh dan turunlah hujan.
  • Hujan orografis, yaitu hujan yang terjadi karena angin yang mengandung uap air yang bergerak horisontal. Angin tersebut naik menuju pegunungan, suhu udara menjadi dingin sehingga terjadi kondensasi. Terjadilah hujan di sekitar pegunungan.
  • Hujan frontal, yaitu hujan yang terjadi apabila massa udara yang dingin bertemu dengan massa udara yang panas. Tempat pertemuan antara kedua massa itu disebut bidang front. Karena lebih berat massa udara dingin lebih berada di bawah. Di sekitar bidang front inilah sering terjadi hujan lebat yang disebut hujan frontal.
  • Hujan muson atau hujan musiman, yaitu hujan yang terjadi karena Angin Musim (Angin Muson). Penyebab terjadinya Angin Muson adalah karena adanya pergerakan semu tahunan Matahari antara Garis Balik Utara dan Garis Balik Selatan. Di Indonesia, hujan muson terjadi bulan Oktober sampai April. Sementara di kawasan Asia Timur terjadi bulan Mei sampai Agustus. Siklus muson inilah yang menyebabkan adanya musim penghujan dan musim kemarau.
    Jenis-jenis hujan berdasarkan ukuran butirnya 
     
    Hujan Orografis
    HUJAN ZENITHAL




Monday, April 1, 2013

Proses Terjadinya Angin Gunung dan Angin Lembah

Angin lembah terjadi ketika matahari terbit, puncak gunung adalah daerah yang pertama kali mendapat panas dan sepanjang hari selama proses tersebut, lereng gunung mendapat energi panas lebih banyak daripada lembah. Sehingga menyebabkan perbedaan suhu antara keduanya. Udara panas dari lereng gunung naik dan digantikan dengan udara dingin dari lembah. Akibatnya terjadi aliran udara dari lembah menuju gunung.
Sedangkan pada sore hari lembah akan melepaskan energi panas dan puncak gunung yang telah mendingin akan mengalirkan udara ke lembah. Aliran udara tersebut dinamakan angin gunung.

Proses Terjadinya Angin Laut dan Angin Darat

Angin darat terjadi ketika pada malam hari energi panas yang diserap permukaan bumi sepanjang hari akan dilepaskan lebih cepat oleh daratan (udara dingin). Sementara itu di lautan energi panas sedang dalam proses dilepaskan ke udara. Gerakan konvektif tersebut menyebabkan udara dingin dari daratan bergerak menggantikan udara yang naik di lautan sehingga terjadi aliran udara dari darat ke laut. Angin darat terjadi pada tengah malam dan dini hari.

Sedangkan angin laut terjadi ketika pada pagi hingga menjelang sore hari, daratan menyerap energi panas lebih cepat dari lautan sehingga suhu udara di darat lebih panas daripada di laut. Akibatnya udara panas di daratan akan naik dan digantikan udara dingin dari lautan. Maka terjadilah aliran udara dari laut ke darat. Angin laut terjadi pada sore dan malam hari.

Rumus Dalam Menentukan Perbedaan Suhu

T = S – 0,60C X H
Keterangan :

T =Temperatur yang dicari

S = Suhu daerah asal

0,60C =konstanta

H = Ketinggian tempat


Kerjakan contoh soal :

Suhu di Ancol pada ketinggian 0 meter dpl adalah 26,30C.Berapakah suhu didaerah puncak jika tempat tersebut berada pada ketinggian 1500 m dpl.

Faktor -faktor yang Mempenagruhi Perbedaan Tamperatur

a). Sudut Datangnya Sinar Matahari
Sudut datang sinar matahari terkecil terjadi pada pagi dan sore hari, sedangkan sudut terbesar pada waktu siang hari tepatnya pukul 12.00 siang. Sudut datangnya sinar matahari yaitu sudut yang dibentuk oleh sinar matahari dan suatu bidang di permukaan bumi. Semakin besar sudut datangnya sinar matahari, maka semakin tegak datangnya sinar sehingga suhu yang diterima bumi semakin tinggi. Sebaliknya, semakin kecil sudut datangnya sinar matahari, berarti semakin miring datangnya sinar dan suhu yang diterima bumi semakin rendah.

b). Tinggi Rendahnya Tempat
Semakin tinggi kedudukan suatu tempat, temperatur udara di tempat tersebut akan semakin rendah, begitu juga sebaliknya semakin rendah kedudukan suatu tempat, temperatur udara akan semakin tinggi. Perbedaan temperatur udara yang disebabkan adanya perbedaan tinggi rendah suatu daerah disebut amplitudo. Alat yang digunakan untuk mengatur tekanan udara dinamakan termometer. Garis khayal yang menghubungkan tempat-tempat yang mempunyai tekanan udara sama disebut Garis isotherm. Salah satu sifat khas udara yaitu bila kita naik 100 meter, suhu udara akan turun 0,6 °C. Di Indonesia suhu rata-rata tahunan pada ketinggian 0 meter adalah 26 °C. Misal, suatu daerah dengan ketinggian 5.000 m di atas permukaan laut suhunya adalah 26 °C × -0,6 °C = -4 °C, jadi suhu udara di daerah tersebut adalah -4 °C. Perbedaan temperatur tinggi rendahnya suatu daerah dinamakan derajat geotermis. Suhu udara rata-rata tahunan pada setiap wilayah di Indonesia berbeda-beda sesuai dengan tinggi rendahnya tempat tersebut dari permukaan laut.

c). Angin dan Arus Laut
Angin dan arus laut mempunyai pengaruh terhadap temperatur udara. Misalnya, angin dan arus dari daerah yang dingin, akan menyebabkan daerah yang dilalui angin tersebut juga akan menjadi dingin.

d). Lamanya Penyinaran
Lamanya penyinaran matahari pada suatu tempat tergantung dari letak garis lintangnya. Semakin rendah letak garis lintangnya maka semakin lama daerah tersebut mendapatkan sinar matahari dan suhu udaranya semakin tinggi.

Sebaliknya, semakin tinggi letak garis lintang maka intensitas penyinaran matahari semakin kecil sehingga suhu udaranya semakin rendah. Indonesia yang terletak di daerah lintang rendah (6 °LU – 11 °LS) mendapatkan penyinaran matahari relatif lebih lama sehingga suhu rata-rata hariannya cukup tinggi.

e). Awan
Awan merupakan penghalang pancaran sinar matahari ke bumi. Jika suatu daerah terjadi awan (mendung) maka panas yang diterima bumi relatif sedikit, hal ini disebabkan sinar matahari tertutup oleh awan dan kemampuan awan menyerap panas matahari. Permukaan daratan lebih cepat menerima panas dan cepat pula melepaskan panas, sedangkan permukaan lautan lebih lambat menerima panas dan lambat pula melepaskan panas. Apabila udara pada siang hari diselimuti oleh awan, maka temperatur udara pada malam hari akan semakin dingin.

Unsur-unsur uaca dan Iklim

Unsur-unsur Cuaca dan Iklim

1. Temperatur dan Suhu
Temperatur dan suhu udara sangat dipengaruhi oleh tiga faktor, yaiyu:
  • Tinggi rendahnya suatu tempat
  • Jarak suatu tempat dari pantai
  • Penyerapan sinar matahari oleh permukaan bumi
Artinya, semakin tinggi suatu wilayah, semakin rendah temperatur udaranya. Semakin dekat suatu tempat dari pantai, semakin tinggi suhu udaranya. Semakin banyak sinar yang diserap permukaan bumi maka temperatur udara menjadi rendah. Semakin banyak sinar matahari yang dipantulkan kembali keangkasa, maka suhu udara akan semakin panas (efek rumah kaca).
2. Tekanan udara
Tekanan udara terhadap permukaan bumi dipengaruhi oleh tinggi rendahnya suatu tempat dar permukaan laut. Semakin tinggi tempat dari permukaan laut, semakin rendah tekanan udaranya. Semakin rendah suatu tempat dari permukaan laut maka semakin tinggi tekanan udaranya. Tekanan udara juga di pengarui oleh suhu. Daerah yang panas mempunyai tekanan udara yang rendah, sedangkan daerah yang dingin memiliki tekanan udara yang relatif lebih tinggi. Perbedaan tekanan udara antara suatu tempat dengan tempat yang lainnya inilah yang kemudian menyebabkan udara bergerak yang kemudian di sebut sebagai angin.
3. Angin
Angin adalah udara yang bergerak. Udara selalunya bergerak dari tempat yang mempunyai tekanan udara tinggi ke tempat yang bertekanan udara rendah. Angin juga bergerak dari tempat yang dingin ke tempat yang panas.
4. Kelembaban udara
Kelembaban udara adalah kandungan uap air yang ada dalam udara. Kandungan uapa air dalam udara akan berpengaruh terhadap pembentukan awan yang akan menyebabkan turunnya hujan. Semakin tinggi kelembaban udara maka awan yang terbentuk akan semakin banyak maka kemungkinan akan turun hujan akan semakin tinggi. Tinggi rendahnya kelembaban udara di pengaruhi oleh suhu dan intensitas cahaya matahari.
5. Curah hujan
Curah hujan di pengaruhi oleh kelembaban udara dan suhu. Banya sedikitnya curah hujan yang terjadi di suatu wilayah akan berpengaruhi terhadap keadaan cuaca dan iklim di daerah tersebut. Curah hujan yang tinggi akan menyebabkan udara menjadi basah karena banyak mengandung uap air, begitu pula sebaliknya.
6. Arah dan kecepatan angin
Arah dan kecepatan angin dipengaruhi besar kecilnya perbedaan tekanan di suatu wilayah atau daerah. Seperti telah di sebutkan sebelumnya bahwa terbentuknya angin adalah akibat dari adanya perbedaan tekanan. Jika perbedaan tekanan itu sangat besar, maka aliran angin akan semakin cepat, begitu pula sebalinya.